Pengertian Nikotin
Nikotin merupakan senyawa alkaloid dengan nama kimia 3-(1-metil-2 pirolidil) piridina (C₁₀H₁₄N₂). Senyawa ini biasa ditemukan secara alami di tembakau, tomat, terong, dan beberapa tumbuhan lainnya. Pada tembakau, niktoin tidak berwarna pada saat diekstraksi. Tetapi, senyawa ini akan menjadi coklat ketika bergesekan dengan udara. Nikotin termasuk dalam senyawa alkoid toksid yang bersifat basa lemah dengan pH 8,0 (Hermawati.A., Pratiwi.C., Lathifah.Q., 2023)
Mekanisme Kerja Nikotin pada Tubuh Manusia
Mekanisme Nikotin pada Organ Dalam dan Aliran Darah
Nikotin merupakan senyawa toxic yang melalui 3 proses pada saat dikonsumsi oleh tubuh manusia yaitu absorpsi, distribusi, dan eliminasi
- Proses absorpsi. Pada saat kita menggunakan nikotin yang terdapat di dalam rokok, nikotin akan masuk melalui oral dan nassal sehingga masuk ke paru-paru. Proses absorpsi nikotin, konsentrasi lingkungan sangat berpengaruh. Darah manusai yang bersifat basa (pH7,4) menyebabkan 31% nikotin yang terhisap tidak terioniasasi dan zat tersebut akan didistribukan secara cepat memasuki membran sel. Ketika nikotin dikonsumsi dengan cara dimakan, maka lambung yang bersifat asam sulit untuk mengabsorpsi nikotin. Sehingga nikotin akan terabsorpsi secara sempurna oleh usus halus yang bersifat basa dan memiliki permukaan yang luas (Hernawati A., 2023).
- Proses distribusi. Nikotin yang sudah terabsorpsi oleh tubuh akan dialirkan oleh darah menuju organ-organ lain termasuk otak, tulang, dan otot. Pada nikotin yang dikonsumsi dalam rokok dengan cara dihisap, akan melalui mukosa oral dan nassal sehingga nikotin akan lebih cepat disebarkan oleh darah menuju otak dan organ lainnya. Hal ini dikarenakan nikotin tersebut tidak melewati metabolisme hati.
- Proses Eliminasi. Senyawa nikotin di dalam tubuh sebagian besar akan dieliminasi oleh organ hati, dan sebagian lainnya akan dieliminasi oleh organ ginjal dan paru-paru. Dalam organ hati, nikotin akan dieliminasi dengan cara membentuk nikotin menjadi kotinin dengan melibatkan enzim aldehi oksidase dan sitokrom P-450. Kemudian kotinin akan melalui metabolisme lebih lanjut dan 17% kotinin kemudian diekskresi lewat urine. Adapun pada organ ginjal, nikotin akan dieliminasi tergantung dengan aliran urine dan pH urine. Biasanya, nikotin akan tereliminasi sejumlah 5 – 10% dari total keseluruhan eliminasi. Nikotin akan melalui proses metabolit primer yaitu kotinin sebanyak 70% dan N-oksida sebanyaj 4%. Sisanya kemudian akan dimetabolisme dalam bentuk ion isometonium dan nornikotin.
Mekanisme Nikotin pada Otak
Nikotin akan diikat di permukaan antara dua sub unit nAChRs dan kemudian reseptor ini membuka jalur yang meningkatkan kemungkinan ion sodium dan kalsium masuk. Dua kation yang masuk dalam sel inilah yang akan mengaktifkan tegangan saluran kalsium dan mengijinkan kalsium lebih banyak masuk ke dalam sel. Peningkatan kalsium dalam sel itulah yang akan memicu terlepasnya neutransmitter salah satunya dopamine. Bentuk reseptor penerima ini seperti struktur membran sel, yang akan membuka bila ada invasi dari molekul tertentu. Ikatan nikotin pada permukaan di antara dua subunit (Benowitz, 2010).
Senyawa dopamine yang kemudian akan menstimulasi perasaan bahagia. Selama nikotin masih berada di dalam otak, akan terjadi peningkatan prefrontal cortex, thalamus, dan sistem penglihatan. Selain dopamine, neurotransmitter lainnya seperti hypocretin, produk dari neuropeptida dalam hipotalamus lateral yang meregulasi efek stimulasi dari nikotin dan menyebabkan permintaan nikotin secara berulang ke otak (Benowitz 2010).
Proses kecanduan terjadi ketika nikotin yang meningkatkan dopamine dalam otak mulai menurun kadarnya, otak akan merespon dengan perasaan gelisah dan stress. (Benowitz 1996; Stolerman 1995). Penggunaan nikotin yang berkelanjutan akan memicu peningkatan adaptasi otak terhadap nikotin sehingga otak juga akan merespon dengan meningkatkan jumlah unit-unnitu reseptor nAChR.
Daftar Pustaka
Benowitz, N. L. 1988. Pharmacologic aspects of cigarette smoking and nicotine addiction. The
New England Journal of Medicine, 319:1318–1330.
Benowitz, N.L. & Fu, H. 2007. Smoking & Occupational Merokok dan Oksidasi DNA Health. In J. Ladou (Eds), Occupational &Environmental Medicine, 4th Edition, (p. 710-718).
Benowitz, N. L. 2010. Nicotine Addiction. The New England Journal of Medicine, 362 (24).
Hermawati. Andyanita H., Pratiwi. Charlies., Lathifar. Qurrotu’.A., 2023. Penerbit ANDI : Nikotin, Tembakau, dan Rokok. Yogyakarta.